Sullivan Balik Serang Bruce

Seusai kemenangan sangat berharga yang diraih anak-anak asuhannya atas Birmingham City dalam lanjutan laga premiership di JJB Stadium, Sabtu, 5 April, manajer Wigan Athletic, Steve Bruce, menuding co-owner Birmingham, David Sullivan, serakah.

Dalam wawancara eksklusifnya dengan Sporstmail, Bruce—sosok manajer yang telah enam musim lebih bertugas bersama Birmingham—mengekspresikan kegetirannya ketika ia dipaksa mengembalikan 100 ribu pound kepada mantan klubnya itu sebagai bagian dari perjanjian hak cipta. Ketika itu gara-gara soal hak cipta itulah yang membuat kepergian Bruce ke JJB Stadium, November 2007 lalu, sempat tertunda (Baca: Bonus Hak Cipta Tunda Pengangkatan Bruce dan Akhirnya, Bruce Mengalah).

Pernyataan Bruce itu tentunya membuat kaget Sullivan. Justru, pengusaha gaek berusia 59 tahun yang dikenal dengan bisnis pornonya itu balik menuding justru Brucelah sosok yang pantas dianggap mata duitan alias serakah.

“Saya benar-benar sedih dan sakit hari dengan komentarnya,” lirih Sullivan seperti yang dikutip Daily Mail. Faktanya, “Justru kepergian Steve (Bruce) disebabkan ia mendapat tawaran finansial yang menggiurkan dari Wigan,” imbuh Sullivan yang sempat berhasrat menjual sahamnya kepada taipan Hong Kong, Carson Yeung.

Sejatinya, menurut Sullivan, Birmingham bisa memblokade atau memveto kepergian Bruce. “Namun, konsekuensinya, kami memiliki seorang manajer yang tidak gembira dalam bekerja. Karena itu, kami putuskan kami melepaskannya. Kami pun berharap ia bakal meraih kesuksesan. Tidak banyak klub atau tim yang berbuat seperti yang kami lakukan,” katanya.

Tetapi, “Saya tidak bisa mengerti mengapa ia (Bruce) terus menerus menyerang kami. Pada dasarnya (terkait hak cipta) kami setiap tahun membayar Bruce 400 ribu pound. Pembayarannya dilakukan di muka. Itu tercantum dalam kontrak kerjanya. Nah, dalam pasal terkait perjanjiannya itu, sangat terang benderang dikatakan jika ia meninggalkan klub dalam masa setahun maka ia (Bruce) harus menggantinya secara bagi rata,” tegas Sullivan.

Nah, lanjut Sullivan, “Ia meninggalkan klub setelah tiga bulan. Dari jumlah 400 ribu pound itu, kami minta 300 ribu pound-nya dikembalikan. Apakah dengan jumlah yang proporsional itu kami pantas disebut rakus (serakah)? Lalu, kami bernegosiasi. Akhirnya kami mengalah, ia hanya membayar 100 ribu pound dengan masa pembayarannya selama tiga tahun. Saat itu kami kesampingkan kekurangannya (200 ribu pound). Dari mana ia bisa berpikir bahwa kami (tetap) rakus?”

Lebih lanjut Sullivan mengatakan, “Di musim ini, kami menyediakan tempat duduk (kursi penonton) dengan harga tiket 15 pound bagi orang dewasa dengan jumlah kursi yang jauh lebih banyak dibanding tim-tim Liga Premier lainnya. Apakah kebijakan seperti itu muncul dari orang-orang yang serakah?”

Meski sakit hati dengan perlakuan mantan manajernya, Sullivan mengaku gembira dengan begitu banyaknya dana yang bakal masuk kantong Bruce jika ia mampu menyelamatkan Wigan dari jurang degradasi di akhir musim. “Jika Wigan selamat, Steve bakal mendapat bonus sebesar 1,5 juta pound. Bonus itu bakal bertambah musim depan menjadi 2 juta pound. Jujur, saya gembira mendengarnya,” pungkas Sullivan.