Keyakinan Trapattoni akan Zenga

Menangani Catania selama sembilan bulan, Silvio Baldini tidak mampu membawa Gli Elefanti ke papan tengah atau minimal melepaskan diri dari zona degradasi. Meski saat ini mereka menempati peringkat ke-15, Catania belum pasti dapat lolos dari ancaman degradasi. Sebab, poin yang mereka miliki tidak jauh selisihnya dengan koleksi poin tim peringkat ke-16 sampai ke-19. Walhasil, manajemen Catania pun mengganti Baldini dengan Walter Zenga (Baca: Catania Tunjuk Zenga).

Meski memiliki kualitas jempolan saat masih aktif bermain, namun banyak orang meragukan kemampuan Zenga sebagai pelatih. Tak salah memang, sebab karier kepelatihan Zenga lebih banyak diisi dengan bergonta-ganti klub yang tak jarang berujung pada pemecatan. Padahal, ia pun sebenarnya juga memiliki catatan bagus, yakni saat membawa Red Star Belgrade meraih double winners pada musim 2005/2006.

Di Catania, debut Zenga terbilang mulus. Stadio Angelo Massimino menjadi saksi saat ia membawa anak-anak asuhannya membekuk Napoli dengan tiga gol tanpa balas. Tak heran, kini suara-suara bernada sanjungan menghampiri Zenga. Salah satunya, dari mantan pelatihnya di Inter Milan, Giovanni Trapattoni.

“Walter (Zenga) bakal melakukan pekerjaannya dengan baik. Sebab, ia mampu menghilangkan “korsleting” pada pemain dan memiliki alasan untuk menjadi seorang pelatih,” ujar Mr. Trap pada La Stampa. Ia menambahkan “Ia telah belajar dari pengalamannya di seluruh dunia.”

“Sejujurnya apa yang ia perbuat sungguh membuat saya terkejut. Saya masih ingat, ketika masih menjadi pemain, ia adalah orang yang kurang ajar dan besar mulut. Di hari saya meninggalkan Inter, tak penah terpikirkan kalau suatu saat ia akan menjadi pelatih,” kenang Trapattoni. “Bagaimanapun ia telah mengganti citra seperti itu. Ia telah melakukan segalanya untuk dirinya, tanpa bantuan siapapun, dan ia harus bangga akan hal itu.”

Bahkan, arsitek Timnas Irlandia ini menyayangkan fakta bahwa Zenga baru memulai kariernya di Italia. “Ia telah melakukan pekerjaan bagus dalam menangani Catania. Tampaknya, ia bisa belajar dari pekerjaan (melatih tim) yang dilakukan sebelumnya. Mungkin, ia seharusnya kembali ke Italia lebih awal,” tutup Trapattoni.