
Keduanya dimintai keterangan oleh City of London Police dengan tuduhan adanya konspirasi penggelapan dan pemalsuan data akunting klub. Kunjungan polisi ke St Andrews Stadium—markas Birmingham—merupakan untuk kedua kalinya dalam tempo tiga pekan (Baca: Markas Birmingham Digrebek Polisi).
Brady dan Sullivan yang telah jadi pengurus Birminghan selama 15 tahun untuk kemudian dibebaskan dengan jaminan. Keduanya bergabung dengan daftar orang-orang yang pernah merasakan jadi tertuduh kasus korupsi. Di antaranya ada Harry Redknapp (manajer Portsmouth), Peter Storrie (CEO Portsmouth), Amdy Faye (mantan pemain Portsmouth; sekarang di Charlton sebelum dipinjam Rangers), Pascal Chimbonda (pemain Tottenham), Willie McKay (agen pemain), Milan Mandaric (Chairman Leicester; ex-Chairman Portsmouth), serta pria 61 tahun asal Manchester.
Keterlibatan personal Brady dan Sullivan cukup mengejutkan. Brady, 39 tahun, merupakan wanita paling berpengaruh untuk urusan administrasi klub di Liga Premier. Sullivan, pria 59 tahun yang diklaim The Sunday Times orang terkaya ke-68 di Inggris, tidak pernah tersangkut masalah sejak membeli mayoritas saham The Blues pada 1993 dari Keluarga Gold: David dan Ralph Gold.
Keduanya juga tidak termasuk orang-orang yang tercium media Inggris masuk dalam daftar hitam skandal bung seperti yang diselidiki Lord Steven dan tim Quest-nya. Daily Mail berani mengklaim dokumen yang dibawa pada penggrebekan 19 Maret lalu merupakan berkas-berkas terkait transfer Aliou Cisse dari Birmingham ke Portsmouth pada 2004. Transfer itu merupakan satu dari 17 transfer bermasalah versi investigasi Lord Stevens.
Birmingham mengkonfirmasi: “Sullivan dan Brady atas nama Birmingham City FC dimintai kerjasamanya oleh City of London Police dan kami dengan senang hati mengabulkan. Oleh karena itu keduanya menghadiri agenda wawancara (dimintai keterangan) hari ini.”